Wednesday, July 26, 2006

#182 - I (was) am angry

ENGLISH

As you can read at
this entry, last Monday I went to Solo with my friends, and originally 5 people would have gone with us, but because of some reasons, only 3 of us went to Solo.

Now I wanna write about some reasons which really make me angry. There were 2 people (friends) who cancelled to go with us. One, because of some reasonable and unavoidable reasons, and I was okay with that (because he had to take his STK and STTB and also prepared many things for his university). Those were reasonable and I was not angry with those reasons, he even also said that to me about one week before Monday. Two, which really make (I am still angry actually right now) me angry, he couldn't even manage his time.

About last month ago and before, if my friends and I asked him to hang out with us, he always (not always actually, but about 85%) said he couldn't go because he had already set appointments with his other friends. Then, two weeks ago, I asked him whether he wanted or not to go with us to Solo at 24th July. He said okay, but he also said that he would probably not go with us if there were some unavoidable things, such as: he had to go to Singapore for medical journey, he had to attend a funeral ceremony, etc. Okay, I accepted that.

Last Saturday (22 Jul), I sent him (just said X) an sms just to remind him about our trip last Monday, but X didn't even reply it. So, I misscalled X several times, and still no response. So, Sunday night, I called X and reminded him about the next day's trip. X said: "Sorry, I have to go with my friends". WHAT!?!?!?! I was so shocked hearing that, but I tried to calm down and find out the reasons (probably the reason was one of those unavoidable things). X said, that Monday he had to go with his other friends to look for a present for a friend who celebrated his birthday. Then I asked: "When did you and your friends set that appointment?". X said last Saturday (22 Jul). Oh My Gosh, X didn't even remember his promise about the trip that Monday. I asked him: "Why don't you go on Tuesday?" X replied he couldn't since that person (who would get the present) would leave Jogja on Tuesday. I then asked again: "Why didn't you go today(Sunday)?". X first answered:"We were so lazy today and always postponed doing that, and the only remaining time is tomorrow". Silent for a while (I was speechless and didn't know what to say, that was 100% silly), then X added: "My friend couldn't because they were all doing their assignments the whole day" >> which for me is such a very lame reason, X answered this way (the addition) after he was thinking for about 20 seconds. Then I asked again: "Will you and your friends buy the present together, I mean, one present from some people?". X answered: NOPE. So, I suggested X to look for that present in Solo, but X said he couldn't since he wanted a suggestion from his friend about the present he bought. Well, I said: "You own a cellphone, and if you wanna get a suggestion, that's easy, send him an sms, and ask him. Then, all done". X then said he couldn't since his friend was running out of pulse. I asked: "How many people will go with you? It seems to be more than 1 person", X said: "Originally 4 including me, but the other 2 cancel, so only two of us will go". I then asked: "If he wanna buy a present, why don't he also buys pulse for his own cellphone?" X answered: "Nope, he doesn't wanna refill his pulse since this is still not the time, and he won't pay for the present first, I will pay for all, then they will pay to me". At this point I was so tired ans also pissed. X even doesn't wanna admit thing he had done which I think was very unfair. Well, X did apologize but X said he didn't do anything unfair.

It was absolutely not an unavoidable thing, it was all about managing time, if X could manage his time, this thing would not have happened. And if X said to his friends that he had already set an appointment to us, I think his friends would accept that and they would have found another way which was a win-win solution. For me, that's impossible to work on assignments the whole days, if X told them, they would probably have started doing those assignments the day before, and that Sunday, they could look for the present (even if they still started working on the assignments on Sunday, I think they still could spend 1 or maximum 2 hours to look for the present). >> Note: I also talked to X about all things I wrote in this paragraph, and X still doesn't seem to understand and still doesn't admit his fault.

It was NOT the first time X really pissed me off with the same reasons (breaking promises (appointments) with very lame and stupid reasons which are actually his own faults combined with his non-existing poor time-management "ability"). My other friend actually warned me about this X's bad habit one year ago... . But I think, this case was one of the worst ever.



BAHASA INDONESIA

Seperti yang bisa dibaca pada
postingan ini, Senin kemarin aku pergi ke Solo sama temen-temenku, dan awalnya 5 orang akan pergi sama kita, tapi karena beberapa alasan, hanya 3 orang yang pergi.

Sekarang aku mau nulis tentang beberapa alasan yang bener-bener membuatku marah. Ada 2 orang (teman) yang batal ikut untuk pergi bareng kita. Satu, karena alasan yang bener-bener masuk akal dan nggak terhindarkan, dan aku maklum banget dengannya (soalnya dia harus mengambil STK dan STTBnya serta mengurus banyak hal untuk universitasnya). Alasan itu masuk akal banget dan aku nggak marah. Dia juga ngomong ke aku sekitar seminggu sebelum hari Senin. Dua, yang bener-bener membuatku marah (bahkan sekarang aku masih marah loh), dia nggak bisa mengatur waktunya.

Sekitar sebulan yang lalu dan sebelumnya, kalo aku dan temen-temenku mengajaknya untuk pergi jalan-jalan, dia pasti (gak selalu sih, tapi sekitar 85%) ngomong klo dia udah ada janji sama temen-temennya yang lain. Trus, 2 minggu yang lalu, aku ngajak dia mau nggak ikut pergi ke Solo tanggal 24 Juli. Dia bilang oke, tapi dia juga bilang klo dia mungkin nggak bisa pergi kalau ada hal-hal tak terhindarkan misalnya: dia harus pergi ke Singapore untuk perjalanan kesehatan, dia harus menghadiri upacara pemakaman, dsb. Oke, aku setuju.

Hari Sabtu kemarin (22 Jul), aku ngirim ke dia (sebut aja X) sms untuk mengingatkan dia tentang perjalanan hari Senin, tapi X nggak membalasnya. Jadi, aku misscall dia beberapa kali, tapi tetep saja nggak ada respon. Jadi, Minggu malam, aku nelpon X dan mengingatkanya tentang perjalanan besoknya. X ngomong: "Sorry, aku harus pergi sama temenku". APA!?!?!?!? Aku shock banget mendengarnya tapi aku mencoba untuk mendinginkan kepala dan mencari tahu alasannya (mungkin alasannya tuh salah satu dari hal-hal yang tak terhindarkan). X ngomong, hari Senin dia harus pergi sama temen-temennya yang lain untuk mencari hadiah buat temennya yang berulang-tahun. Trus aku tanya: "Kapan kamu sama temenmu merencanakan pencarian hadiah itu?" X jawab, Sabtu kemarin (22 Jul). Ya Tuhan, X bahkan nggak inget kalo hari Seninnya dia akan pergi sama kita. Aku tanya: "Koq nggak nyari hari Selasa aja?" X bilang nggak bisa soalnya orang yang ulangtahun itu pergi dari Jogja hari Selasa. Aku tanya lagi: "Kenapa nggak pergi hari ini (Minggu)?" X pertama menjawab: "Soalnya kami hari ini males-malesan nyari dan menunda terus, akhirnya ya tinggal besok". Hening sesaat (aku nggak tahu mau ngomong apa, menurutku ini bener-bener 100% konyol), trus dia menambahkan:"Sebenernya temen-temenku nggak bisa soalnya mereka seharian mengerjakan tugas dari sekolah" >> yang menurutku adalah alasan yang sangat lemah, X menjawabnya juga pake mikir sekitar 20 detik dulu. Trus aku tanya lagi: "Apa kamu sama temen-temenmu bakalan beli hadiahnya sama-sama, maksudku, satu hadiah dari beberapa orang?" X menjawab: ENGGAK. Jadi, aku mengusulkan dia untuk mencari hadiahnya di Solo, tapi X jawab nggak bisa soalnya dia mau meminta pendapat temennya mengenai hadiah yang dia beli. Aku ngomong: "Kamu punya hape, dan kalo kamu mau dapet saran, gampang kan, kirim aja sms, tanya ke dia. Trus, semua beres". X trus jawab nggak bisa soalnya temennya kehabisan pulsa. Aku tanya: "Loh, berapa orang sih yang mau pergi sama kamu? Kayaknya lebih dari 1 orang deh". X ngomong: "Awalnya 4 orang termasuk aku, tapi 2 yang lain membatalkannya, jadi cuma 2 orang yang pergi". Aku trus tanya: "Kalo dia mau beli hadiah, kenapa dia nggak mau beli pulsa buat dirinya sendiri?" X menjawab: "Nggak, dia nggak mau beli pulsa soalnya masih belum waktunya, selain itu dia nggak akan bayar hadiahnya dulu koq, aku akan membayar untuk semua, trus mereka mengganti aku". Pada titik ini, aku capek banget dan marah. X bahkan nggak mengakui kalo dia sudah melakukan hal yang menurutku gak adil. Memang X minta maaf, tapi dia nggak merasa melakukan hal yang salah dan nggak adil.

Itu adalah benar-benar BUKAN hal tak terhindarkan, itu semua hanyalah masalah mengatur waktu, kalo X bisa mengatur waktunya, kejadian ini nggak bakalan terjadi. Dan kalo X ngomong ke temennya kalo dia dah buat janji sama kita, aku rasa temennya akan maklum dan mereka akan mencari jalan lain yang merupakan win-win solution. Untuk aku, nggak masuk akal deh ngerjain tugas seharian penuh. Kalo X bilang ke mereka, mungkin mereka udah mulai ngerjain tugas sehari sebelumnya, dan Minggu itu mereka bisa mencari hadiah (kalaupun mereka tetep mulai kerja hari Minggu, aku rasa mereka masih bisa meluangkan waktu 1 atau maksimal 2 jam untuk mencari hadiahnya). >>
Note: aku juga ngomongin semua hal yang ada di paragraf ini ke X loh, dan X masih aja kayaknya nggak mengerti dan nggak mengakui kesalahannya.

Ini BUKANLAH pertama kalinya X bener-bener membuatku marah dengan alasan yang sama (mengingkari janji dengan alasan yang lemah dan bodoh yang sebenernya kesalahannya sendiri dikombinasikan dengan "kemampuan" pengaturan waktunya yang nggak ada payah). Temenku yang lain sebenernya memperingatkanku tentang sifatnya si X ini setahun yg lalu sih, tapi kayaknya kejadian ini adalah salah satu yg terburuk deh.

No comments:

Post a Comment